Minggu, Maret 21, 2010

Antar PNS, Antara Harapan dan Bukti

PEMILUKADA BANTUL 23 MEI 2010

Antar PNS, Antara Harapan dan Bukti

BANTUL (KR)

- Pemilukada sebagai pengejawantahan demokrasi akan digelar pada 23 Mei 2010 mendatang. Di Kabupaten Bantul ada 3 pasangan calon, Drs Kardono-Ibnu Kadarmanto (Karib), Hj Sri Suryawidati-Drs Sumarno Prs (Darmawan), dan H Sukardiyono SH-Darmawan Manaf SH (Sukadarma) yang akan bersaing merebut posisi kepala daerah. Karib diusung PDIP, Idaman oleh PAN, Golkar, dan PKPB, sementara Sukadarma oleh PKS, Partai Demokrat, PPP, PKB, Gerindra.
Dinamika politik jelang pemilukada di bumi projotamansari ini berlangsung menarik. Mulai dari ’permintaan’ rakyat kepada Bupati Bantul, Drs HM Idham Samawi untuk merelakan istrinya maju dalam pemilukada. Alasannya, pembangunan di Bantul begitu maju ketika Idham memegang tampuk kekuasaan. Karena Idham sudah menjabat selama dua periode dan tidak lagi bisa berkompetisi, rakyat pun nggondheli dengan cara meminta Hj Sri Suryawidati menjadi calon bupati.
Ketika desakan begitu kuat dan datang bergelombang, Idham pun mengizinkan istrinya, Hj Sri Suryawidati (Ida Idham Samawi) untuk berkompetisi berpasangan dengan Drs Sumarno Prs yang juga wakil bupati incumbent. Pasangan Hj Sri Suryawidati-Drs Sumarno Prs (Idaman) pun dideklarisakan. Setelah melalui berbagai tahapan seleksi dari partai politik, Idaman didukung oleh PDIP, PAN, Golkar, dan PKPB.
Partai Demokrat dan PKS bergabung dalam Koalisi Rakyat Bantul Bersatu. Mereka membawa nama Sukardiyono. Sementara Karib, mencoba melalui jalur perseorangan. PPP dan PKB menggalang Koalisi Rakyat Sejahtera. Gerindra yang ngotot mengusung Ahmad Subagyo, berjalan sendiri.
Ketika hanya nama Idaman yang mengemuka, berhembus isu penundaan pemilukada karena hanya ada calon tunggal. Hingga 1 Maret 2010, sebagai batas akhir pendaftaran bakal calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul, belum ada pasangan lain.
Didetik terakhir pendaftaran calon, untuk menghindari penundaan pemilukada, Karib yang gagal melalui jalur perseorangan, diusung oleh PDIP. Idaman diusung Golkar, PAN, PKB. Sementara PKS, Partai Demokrat, PPP, PKB membawa Sukardiyono dan Darmawan Manaf. Nama terakhir ini muncul dengan penuh kejutan karena tidak pernah disebut sebelumnya, dan baru disetujui oleh partai pengusung beberapa saat sebelum batas akhir pendaftaran. Darmawan menyingkirkan nama-nama yang ikut fit and propers test dipartai-partai tersebut seperti Agus Wiyarto, dr Roshadi, Sutiyono, dan Slamet Bagyo.
Menilik pertarungan yang akan terjadi, dari 6 nama yang beredar sebagai bakal calon, ada 4 pegawai negeri sipil yang pernah mengabdi di lingkungan Pemkab Bantul. Drs Sumarno Prs terakhir menjabat sebagai Assek I, Drs Kardono pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan, sementara Sukardiyono masih aktif sebagai Assek I dan Darmawan sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) sebelum mengundurkan diri untuk kepentingan pemilukada 2010. Tentu, masing-masing calon akan berebut suara dari PNS di Kabupaten Bantul yang berjumlah 12.644 orang untuk lumbung suara melalui jalur birokrasi yang pernah digelutinya. Meski tidak memiliki jumlah yang signifikan, namun PNS adalah salah satu kunci kemenangan.
Pasangan Idaman, yang boleh dikatakan sebagai incumbent, akan menawarkan bukti-bukti keberhasilan pembangunan yang telah dirangkai Drs HM Idham Samawi dan Drs Sumarno Prs untuk mendapatkan dukungan suara. Dalam posisi ini, harus diakui, Idaman mendapat keuntungan. Mulai dari akses maupun jaringan menembus lapisan masyarakat.
Untuk Sukadarma, yang mengusung isu perubahan dan reformasi birokrasi, bertumpu pada kader partai pengusung serta unsur pamong desa yang tergabung dalam Forum Notoprojo Bangun Deso. Sementara Karib, untuk mendongkrak elektabilitas dan pamornya, mengandalkan kedekatan emosional dari suara yang pernah dikumpulkan ketika digunakan sebagai syarat dukungan calon perseorangan.
Keunikan pemilukada Bantul, meski mengusung Karib, namun DPC PDIP Bantul dan seluruh jajaran bertekad untuk memenangkan Idaman. ”Tujuan mengusung Karib hanya untuk menyelamatkan pemilukada agar tidak diundur, dengan demikian tidak ada calon tunggal,” tegas Aryunadi, Ketua DPC PDIP Bantul. Suara PDIP, imbuhnya, bulat diarahkan untuk Idaman. Dia menyatakan, Idaman tetap didukung oleh PDIP, Golkar, PAN, PKB yang tergabung dalam Koalisi Idaman Projotamansari.
Dengan demikian, Idaman yang didukung oleh PDIP (saat pemilu legislatif mendapat 112.662 suara), PAN (67.118), Golkar (38.629), dan PKPB (16.852), Sukadarma didukung oleh PKS (39.573), PKB (23.941), PPP (25.420), Demokrat (60.278), Gerindra (15.246). Sementara Karib, berada dalam posisi susah, meski diusung PDIP, pasangan ini harus bergerak sendiri karena mesin politik PDIP berada dibelakang Idaman.
Politik bukan matematika. Dalam pemilukada, figur adalah sosok penting yang harus dicermati. Partai politik pengusung serupa tiket untuk mendapatkan tempat duduk dan pengawal kebijakan di parlemen. Keputusan ada ditangan rakyat yang akan berkunjung di bilik suara di TPS. Apapun hasilnya, hormati pilihan rakyat, pilihan untuk melanjutkan bukti-bukti pembangunan yang sudah terjadi atau harapan yang belum tentu terbukti. Tunggu jawabannya di 23 Mei 2010. (Dian Ade Permana)

Perolehan Suara Parpol Yang Mempunyai Kursi Di DPRD Saat Pemilu Legislatif

PDIP : 112.662
PAN : 67.118
Golkar : 38.629
PKPB : 16.852

PKS : 39.523
PKB : 23.941
PPP : 25.420
Demokrat : 60.278
Gerindra : 15.246

Tidak ada komentar: