Rabu, September 15, 2010

mereka punya hak hidup....


Mereka Punya Hak Hidup

Deru suara knalpot kendaraan bermotor yang lalu lalang di ring road selatan beradu dengan tangisan puluhan balita. Mereka berebut mainan, berguling, dan sebagian minum susu. Pengasuh pun kewalahan mengikuti polah anak-anak yang ada di Panti Asuhan Gotong Royong di Tegalkrapyak, Bangunharjo, Sewon. Panti ini, khusus menampung anak balita yang tak 'diinginkan' oleh orang tuanya.
Menurut pendiri panti, Supriyati, saat ini ada 19 anak yang dirawat. Mulai dari usia satu bulan hingga 5,5 tahun. "Ada yang dititipkan oleh orang tuanya, ada juga yang kami temukan," ujarnya ketika ditanya mengenai asal usul anak asuh di Panti Gotong Royong. Mereka kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu.
Supriyati sendiri mendirikan panti ini sejak 2004, meski baru memiliki anak asuh pada 2005. Total, ada 39 anak yang pernah menghuni Panti Gotong Royong. "Alasan ekonomi serta ketidak siapan mental orangtua menjadi faktor pendorong untuk menitipkan anak anak mereka dipanti asuhan," ujarnya. Dia mengaku merawat anak-anak tersebut dengan 'naluri keibuan murni' karena tidak mengeyam pendidikan babby sister, termasuk 10 pengasuh lainnya. Prinsipnya, merawat seolah anak sendiri karena pengasuh berpandangan bahwa manusia memiliki hak untuk hidup.
"Selalu ada donatur yang mencukupi kebutuhan anak-anak," kata Supriyati. Kebutuhan tersebut antara lain susu, makanan bayi, dan pakaian. Tapi yang menyedihkan, panti ini masih menempati rumah kontrakan dan hampir setiap tahun berpindah tempat. Beruntung, Dinas Sosial Bantul bersedia mengganti uang sewa rumah, sehingga beban yang ditanggung pengurus panti pun sedikit berkurang.
Kepala Dinas Sosial Bantul, Mahmudi mengatakan bahwa bantuan yang diberikan adalah uang makan untuk anak-anak yang diberikan setiap bulan. "Kami berharap ada uluran tangan dari para dermawan untuk turut serta menafkahi anak anak panti asuhan," pungkasnya. (Dian Ade Permana)