Rabu, Juli 08, 2009

Mbah Surip


Mbah Surip, I Love You Full

Oleh Dian Ade Permana
WARTAWAN HARIAN JOGJA


JOGJA : Tak gendong kemana-mana 3x
Mantep dong enak dong
Daripada naik pesawat kedinginan
Mendingan tak gendong ayooooooo
Tak gendong kemana -mana3x
Mantep dong enak dong
dari pada naik taksi kesasar
mendingan tak gendong
where are you going
oke I am hoking
Lirik lagu yang dipopulerkan Mbah Surip ini terdengar akrab beberapa waktu belakangan. Dengan rambut gimbal panjang, topi dan rompi senantiasa mendampingi penampilannya. Tak ketinggalan, sebuah gitar yang sudah butut sebagai teman setia.
Tawa khas mengiringi pesona lelaki tua ini. Tanpa ada cemberut dan selalu tertawa. Selalu mengucap “I Love you full.” Tak pernah jelas ada maksud kata-kata itu. Bagi dia, itu hanya ungkapan rasa sayang antar sesama untuk terus menggelorakan perdamaian.
Dikenal sebagai seniman jalanan di Jakarta. Kantong-kantong seni selalu disambangi. Mulai dari Ancol hingga Wapres Bulungan. Menilik latar belakang Mbah Surip, dia dilahirkan di Mojokerto, 5 Mei 1949 dengan nama Urip Ariyanto.
Sebelum memutuskan menjadi seniman, Mbah Surip pernah bekerja di pengeboran minyak dan melalang buana di luar negeri, mulai dari Kanada, Texas, hingga Yordania. Tapi tarikan kehidupan untuk mengabdi di kesenian membuatnya meninggalkan profesinya.
Tak Gendong bukanlah lagu pertama yang dipopulerkannya. Di 1997 dia mengeluarkan album, Ijo Royo-royo. Berturut-turut, Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan Barang Baru (2004). Lagu Tak Gendong sendiri diciptakan 1983 saat berada di Amerika Serikat. Mbah Surip yang bergelar MBA ini tercatat di Museum Rekor Indonesia untuk kategori menyanyi terlama.
Bagi sebagian orang, dia adalah Manusia Indonesia Sejati karena tidak pernah merasa susah, tidak gelisah, tidak sedih dan selalu tertawa. Mbah Surip mengatakan yang terpenting dalam hidupnya adalah gula dan kopi.
Dalam sebuah perbincangan di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta medio 2007, Mbah Surip mengatakan jadi orang itu harus selalu damai. “Jangan dendam, damai, haha..ahahha..i love you full,” kata Mbah Surip.
“Gak perlu susah, haahah..hahaha, sing penting ono kopi,” pinta Mbah Surip. Soal tawanya yang menggelagar, Mbah Surip hanya berkata 'embuh.' Begitu ringan Mbah Surip menjalani kehidupan. Seringan ketika dia menghibur penonton. Penuh gelak tawa.
Lirik lagu yang sederhana adalah kekuatan Mbah Surip untuk terus membaca keadaan sosial lingkungan dan negaranya. Menggunakan syair yang lugas dan terinspirasi dari sekeliling. Selalu mengajak untuk peduli dan bergerak berjuang demi perubahan.

Ketan hitam suguhan kemenangan SBY-Boediono


Ketan hitam suguhan kemenangan SBY-Boediono

Oleh Dian Ade Permana
WARTAWAN HARIAN JOGJA

Hasil quick count yang memenangkan pasangan SBY-Boediono disambut dalam suasana yang sederhana di kediaman Boediono, Sawitsari, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, kemarin. Sebuah tenda dipasang di depan rumah. Boediono duduk disamping Rizal Mallarangeng. Dengan terus tersenyum dia menerima ucapan selamat dari sejawatnya.
Layar televisi berukuran besar terus menyajikan hasil quick count. Diseberangnya, makanan dengan menu 'seadanya' dihidangkan buat para tamu. Ada bubur ketan hitam dan bubur sagu. Di meja sebelahnya, wedang roti.
Dihalaman rumah, Herawati, istri Boediono yang memakai daster warna coklat tak henti-henti bersalaman. Ciuman di pipi entah sudah berapa kali dia layangkan. Sementara anggota keamanan terus berjaga dan mengawasi para tamu.
Hasil yang menempatkan SBY-Boediono unggul tidak menjadikan mantan Gubernur BI ini lupa dengan para pesaingnya, pasangan Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto. Bagi Boediono, pemikiran kedua pasang kompetitornya itu tetap harus diakomodir.
“Karena pemikiran yang baik, maka lahirlah demokrasi yang baik,” ujar Boediono. Jika memang terpilih, imbuh Boediono, dirinya akan mempertimbangkan pemikiran pesaingnya itu untuk dijalankan. Pemikiran tersebut dipandangnya telah memberi andil besar terhadap proses demokrasi di Indonesia hingga mampu berkembang dengan baik.
Boediono mengatakan bahwa pemikiran pasangan Mega-Pro yang mengusung isu kesejahteraan rakyat harus dijalankan untuk terciptanya kemakmuran. “Begitu juga dengan JK-Wiranto yang telah memberi rakyat pilihan,” kata Boediono.
“Tawaran-tawaran program dari para capres-cawapres semua bagus sehingga menguatkan mutu demokrasi, kami mengucapkan terimakasih kepada mereka semua atas pemikirannya untuk kesejahteraan rakyat dan kami siap untuk mempertimbagkan,” katanya.
Mengomentari hasil quick count, Boediono menegaskan bahwa hasil dari KPU-lah yang menentukan. “[Quick count] itu belum pasti, tunggu hasil resmi dari KPU,” kata Boediono. Dia mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara Pemilu, termasuk TNI dan Polri, yang telah melaksanakan tugas hingga pemilihan bisa berjalan dengan aman dan tertib. Bagi Boediono, setelah hasil Pemilu diketahui, semua pihak musti menjaga keakraban sebagai satu bangsa.
Rizal Mallarangeng mengatakan setelah memantau hasil quick count Boediono segera beristirahat. “Besok [hari ini] baru ke Jakarta,” pungkasnya.