Kamis, Juli 09, 2009

Survive! Day


*Survive! Day
Acara reuni seniman marjinal

Oleh Dian Ade Permana
Harian Jogja

MANTRIJERON : Seniman tato dan seniman cetak berkumpul di Roommate Visual Art, kemarin. Menurut Bayu Widodo, penggiat Survive! Art Community, kegiatan ini adalah rangkaian pameran Memories on Print.
Bayu mengatakan kegiatan workshop tato dan sablon itu untuk mengisi kekosongan waktu pameran. “Masyarakat jenuh jika pameran hanya begitu-begitu saja, kami mencoba mengisi dengan kegiatan lain untuk meningkatkan kreatifitas,” ujar Bayu, kemarin.
Enam seniman tato yang menggelar workshop adalah Sono, Bendol, Kampret, Ibas, Codet, dan Eman. Sementara seniman cetaknya, Simo. “Mereka semua berasal dari Jogja, dan memiliki spesialisasi tersendiri dalam tato,” tegas Bayu. Dengan berkumpulnya seniman ini, diharapkan dapat menggairahkan seni di Jogja.
Bagi Bayu, tato hingga saat ini masih dianggap bermasalah orang masyarakat. “Apapun, tato adalah budaya dan seni, bahkan di Kalimantan tato adalah lambang kebudayaan,” jelas Bayu. Dengan terus menggelar workshop, diharapkan pandangan masyarakat terhadap tato bisa berubah.
“Semua seniman tato yang terlibat mementingkan kualitas dan kebersihan,” tandas Bayu. Karena pandangan masyarakat terhadap tato cenderung negatif, pekerja seni tato terus berupaya merubah 'prosesi' mentato agar sesuai dengan standar kesehatan. Misal dengan satu jarum untuk satu tato.
Dia menambahkan seniman yang terlibat dalam workshop telah lama berkarya sendiri. “Survive! Day ini adalah bagian dari reuni setelah semua berkeliling Indonesia,” ungkap Bayu. Namun karena terdorong untuk kembali membangun kekuatan komunal, seniman ini dipersatukan lagi.
Sementara itu, selain menggelar Survive! Day, Jumat (10/7) ini, Bayu Widodo dan Sutrisno Prianggodo, kurator Memories on Print, mengadakan artis talk mengenai karya-karya yang dipamerkan. “Mengenai residensi saya selama di Australia,” kata Bayu. Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB ini terbuka untuk umum.

Tidak ada komentar: