Kamis, Maret 19, 2009

Berita : 19 Maret 2009

*Pembobolan ATM
CCTV gelap, petugas terjunkan tim


Oleh Dian Ade Permana
Harian Jogja

JOGJA : Jajaran kepolisian harus bekerja keras membongkar kasus pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang marak belakangan ini. Selain karena bukti-bukti yang minim, seringkali kamera CCTV yang terpasang tidak memberikan hasil yang maksimal ketika dibutuhkan.
Terbaru, pelaku pembobolan ATM milik Lippo Bank di Jalan Kusumanegara juga menunjukkan titik terang. Kasat Reskrim Poltabes Yogyakarta, Kompol. Pitoyo Agung Yuwono, mengatakan, CCTV yang terpasang disudut ruang ATM Lippo Bank ketika ditonton hasilnya sangat gelap.
“Dari hasil rekaman sangat gelap,” ujar Pitoyo, kemarin. Selain karena kejadian pembobolan berlangsung pada dini hari, kejadian yang berhasil direkam oleh CCTV juga tidak sempurna. Oleh karenanya, sebagai upaya pengungkapan kasus ini, tim kepolisian terjun langsung ke lapangan.
Pitoyo mengatakan, tim telah disebar keberbagai tempat. “Untuk mencari informasi mengenai pelaku dan bukti-bukti lain,” jelasnya. Dikatakannya, kepolisian berupaya maksimal untuk melakukan penyelidikan agar kasus pembobolan ATM yang meresahkan ini segera terungkap.
Terpisah, Kabid Humas Polda DIY, AKBP. Anny Pudjiastuti, menampik jika kepolisian tidak bekerja maksimal dalam melakukan pengamanan wilayah. “Patroli Samapta itu berlangsung rutin, mulai menggunakan kendaraan roda empat, roda dua, hingga jalan kaki untuk memantau wilayah,” paparnya.
Mengenai masih terjadinya tindak kejahatan, kata Anny, dikarenakan adanya niat dan kesempatan dari pelaku. “Jika salah satu tidak ada, tidak mungkin ada kejahatan,” tandas Anny. Dia mengatakan, keamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
“Pihak bank membangun ATM itu untuk melayani nasabah, namun juga mesti memperhatikan keamanan juga,” kata Anny. Karena seringkali ATM tidak dijaga oleh petugas keamanan, sebaiknya ATM yang dibangun berada dalam pantauan lingkungan. Jadi, ketika tidak ada petugas keamanan, warga sekitar masih bisa bisa mengawasi.
Sementara itu, Bambang Tiong, Kabid Investigasi Jogja Police Watch (JPW) menegaskan, berulangnya kasus pembobolan ATM harusnya diimbangi dengan peningkatan kinerja kepolisian dalam melakukan pengamanan. “Kasus pembobolan ATM selalu berulang dan tidak ada yang terungkap, polisi harus meningkatkan kinerja,” tegasnya.
Dia menilai, pengungkapan kasus pembobolan ATM adalah momentum untuk menunjukan kualitas kepemimpinan Kapolda dan Direskrim yang baru. “Ini adalah tantangan awal yang harus dibuktiktan,” pungkasnya.


2 Mei 2008 : ATM BCA dan BNI di STIM YKPN kerugian Rp450 juta
22 November 2008 : ATM Mandiri di Jalan Palagan Tentara Pelajar kerugian Rp180 juta
20 Januari 2009 : ATM Permata Bank di Jalan Colombo kerugian Rp26 juta
21 Februari 2009 : ATM BNI 46 di Jalan Bantul kerugian Rp86 juta

Tidak ada komentar: