Rabu, Agustus 05, 2009

Darsih..terbang dengan layang-layang

Darsih, biayai kuliah anak dari layang-layang


Deretan layang-layang aneka warna itu tersusun rapi di pinggir Jalan Raya Magelang-Yogya. Seorang perempuan baruh baya terlihat berungkali merapikan layang-layang yang lepas dari tali pengaitnya.
Darsih (52), nama perempuan itu, warga Blondo, Gedongan yang sudah 10 tahun menjual layang-layang kain di tepi jalan. Meski mengakui penghasilan dari menjual layang-layang tidak begitu besar, namun karena ketekunannya, tiga orang anaknya kuliah dengan biaya yang berasal dari layang-layang.
“Dua orang anak laki-laki di UGM dan yang satu perempuan di IKIP Jogja,” kata Darsih. Ketiganya saat ini sudah lulus dan bekerja. Dia mengatakan anaknya sempat melarang untuk berjualan di tepi jalan, tapi demi memenuhi kebutuhan rumah tangga, dia tetap memproduksi layang-layang kain.
Darsih mengatakan membuat layang-layang kain tidaklah sulit. “Bahan utamanya cuma bambu dan kain,” jelas Darsih. Proses pembuatan juga berlangsung singkat. Bambu sebagai rangka dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.
Sementara kain parasit dipotong mengikuti pola bambu yang sudah terbentuk. “Setelah kain dan bambu tersedia, tinggal dilem dan dikasih kepala.,” jelasnya. Saat ini, kepala naga dan kepala burung menjadi favorit pembeli yang kebanyakan berasal dari luar kota.
“Untuk kepala bahan dari spon berukuran dua mili,” ungkap Darsih. Kepala yang menjadi maskot layang-layang ini dibuat oleh Midwaluddin, suami Darsih. Jika membeli kepala yang sudah jadi, harganya Rp5000 per kepala.
Ketika kain dan rangka serta kepala sudah menyatu, maka tinggal dilakukan finishing dan mengikat layang-layang agar mudah diterbangkan. “Tahap akhir pengerjaan juga dilakukan sendiri, meski kadang untuk mengecat membutuhkan bantuan orang lain,” tutur Darsih. Ongkos pengecatan berkisar antara Rp1000 hingga Rp5000.
Pendapatan Darsih yang berjualan sejak pukul 09.00 WIB ini tidak menentu. “Kadang sehari laku empat, kadang tidak laku, tapi paling ramai jika musim liburan dan banyak mobil dari luar kota,” tandas Darsih. Layang-layang kecil dijualnya Rp10.000. Sementara ukuran satu meter seharga Rp40ribu.

Tidak ada komentar: