Rabu, Juli 15, 2009

Komunitas sepeda tinggi


*Komunitas Pecinta Sepeda Tinggi
Sepeda anti global warming

Oleh Dian Ade Permana
WARTAWAN HARIAN JOGJA


Pemanasan global menjadi menjadi kekhawatiran manusia. Segala upaya untuk melawannya terus dilakukan. Yang biasa dilakukan, manusia mengurangi polusi. Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Pecinta Sepeda Tinggi (KPST) Jogja.
Menurut Sono, seorang penggiat KPST Jogja, pada awal mula berdirinya hanya ada lima orang yang memiliki sepeda tinggi. Ide penggunaan sepeda tinggi ini bermula pada 2007, ketika Ciclown Circus yang anggotanya dari Amerika Serikat dan Itali, mengunjungi Indonesia.
“Ciclown Circus mengadakan workshop, seorang anggotanya, Piero, tinggal di Indonesia,” jelas Sono dalam sebuah perbincangan di Jogja National Museum, Rabu (15/7). Setelah mendapatkan ilmu dari Piero, lima orang ini terus berkampanye dengan berkeliling kota Jogja.
Sono mengungkapkan sebelum beralih ke sepeda tinggi, kebanyakan anggota KPST menggunakan sepeda jenis low rider. “Setelah mencoba sepeda tinggi, terasa nyaman, keterusan dan jumlah penggunanya terus bertambah,” kata Sono. Saat ini, jumlah pengguna sepeda tinggi ada 24 orang dan berkumpul setiap Sabtu malam di Tugu.
Karena tidak ada pabrik yang memproduksi sepeda tinggi, maka pemiliknya harus merancang sendiri. “Tidak mahal dan tidak sulit, karena menggunakan rangka bekas yang dibeli kiloan di tukang rosok,” kata Sono yang juga artis tato ini. Sebuah sepeda tinggi biasanya terdiri dari dua rangka yang disusun keatas.
Setelah ada dua rangka, pemiliki langsung mengelas sepeda sesuai keinginan. “Yang penting tetap harus nyaman dan aman,” kata pemuda berpierching ini. Begitu juga bentuk stang dan kontruksi lainnya, sesuai dengan keinginan pemilik.
Sono mengungkapkan kegiatan anggota KPST adalah berkampanye untuk mengurangi polusi. “Kita pernah bersepeda hingga ke Jakarta,” jelas Sono. Ada tiga orang yang bersepeda hingga Jakarta, yakni Sono, Yoyok, dan Janto. Untuk bersepeda massal, anggota KPST pernah berkunjung ke Salatiga.
“Naik sepeda tinggi lebih ada sensasinya, lebih tinggi jadi bisa lihat keadaan sekitar lebih luas,” ungkap Sono. Selain ramah lingkungan, sepeda tinggi menjadi transportasi alternatif baru yang menarik bagi kalangan muda.
KPST bertekad untuk terus melestarikan budaya bersepeda di Jogja. Sono mengatakan dengan menggunakan sepeda tinggi akan lebih menarik perhatian masyarakat dengan demikian kampanye anti global warming akan efektif.
Karena unik, komunitas ini pernah pernah terlibat dalam acara Wira-Wiri yang ditayangkan Trans7 dengan pembawa acara komedian Komeng dan Adul.

2 komentar:

musik-asik mengatakan...

wow keren bos...
saya juga ingin berpartisipasi
ikut mengembangkan minat bersepeda tinggi di daerah saya..
setuju bos??

Anonim mengatakan...

kalo saya mau bikin gimana? saya di bekasi, :) bikin komunitas di Fb ndaa?
tolong kabari yo via email ato hp
@avatars_19@yahoo.com , 085716903037