tercekat tangismu dititik kesalahanku
terhenti tepat pada linangan air mata
yang entah sudah berapa kali kau
keluarkan untukku
terulang berbagai kebodohan
tanpa lelah kau ajariku tentang kenyataan
kenyataan yang harus diperjuangkan
cubitan itu masih membekas
sakit itu tetap kupelihara..
ingatku pada perintahmu yang terlanggar
engkaulah rambu yang tak terbantah
ibu...
karenamu ku mengada didunia
ibu...
takkan kukeluarkan lagi air matamu
ibu...
maaf.
Jumat, Juli 11, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar